Sabtu, 22 Maret 2014

Kondisi Perekonomian Indonesia Pada Masa Pemerintahan SBY


Nama      :Vanni Devi Andiani
Npm       :29213091
Kelas      :1EB24


Bagaimana Dengan Kondisi Perekonomian Pada Tahap Pemerintah SBY?

Di blog ini saya akan menjelaskan  beberapa kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY, menurut beberapa sumber yang saya dapatkan. Pada masa orde baru, perkembangan ekonomi dan politik terlihat lebih jelas. Tetapi rakyat dikekang sehingga tidak ada untuk kebebasan berpendapat. Setelah reformasi, telah berlangsung pergantian kepemerintahan dan setiap masa kepemerintahan masing-masing pemimpin memiliki karakter yang berbeda. Masa pemerintahan terakhir adalah masa pemerintahan SBY yang berangsur dari 20 oktober 2004 sampai sekarang. Pada masa itu telah terjadi berbagai kondisi dan diterapkannya berbagai kebijakan baik dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan, sosial, maupun budaya.
Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY itu mengalami perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5 - 6 persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6 - 6,5 persen pada 2011. Dengan demikian, prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula.
Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang pada triwulan IV - 2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17 persen dan masih berlanjut pada Januari 2010. Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang negara. Masalah-masalah besar lain pun masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makro ekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Lalu bagaimana ciri khas perekonomianya? Apa sasaran dan prioritas pembangunan ekonominya? Sektor apa yang menjadi prioritas tersebut? Dan bagaimana dengan hasil pembangunan ekonomi pada periode ini? Berikut adalah informasi dari beberapa sumber yang dapat saya sampaikan:

Ciri Khas Perekonomian Pada Masa SBY

Masa kepemimpinan SBY terdapat kebijakan yang sikapnya kontroversial yaitu:
Kebijakan kontroversial pertama presiden Yudhoyono adalah mengurangi subsidi BBM, dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan serta bidang – bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.

            Kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial, seperti ribut saat mengantri yang bahkan berujung pada hilangnya nyawa seseorang.

            Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.
Menurut Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salah satunya adalah revisi undang – undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.

            Pada pertengahan Bulan Oktober 2006 , Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada IMF sebesar 3,2 miliar dolar AS. Dengan ini, maka diharapkan Indonesia tak lagi mengikuti agenda – agenda IMF dalam menentukan kebijakan dalam negeri. Namun wacana untuk berhutang lagi pada luar negri kembali mencuat setelah keluarnya laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dengan miskin menajam dan jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 jiwa di bulan Februari 2005 menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan Maret 2006. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain : pengucuran kredit perbankan ke sektor riil masih sangat kurang (perbankan lebih suka menyimpan dana di SBI) sehingga kinerja sektor riil kurang dan berimbas pada turunnya investasi. Selain itu, birokrasi pemerintahan terlalu kental sehingga menyebabkan kecilnya realisasi belanja Negara dan daya serap karena inefisiensi pengelolaan anggaran. Jadi, di satu sisi pemerintah berupaya mengundang investor dari luar negri tetapi di lain pihak, kondisi ekonomi dalam negeri masih kurang kondusif.

Sasaran Pembangunan dan Prioritas Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Pemerintah Indonesia memberikan prioritas yang tinggi kepada perkembangan ekonomi dan sosial di seluruh negara Indonesia. Pemerintah telah menetapkan sejumlah target ambisius yang direncanakan tercapai pada tahun 2025. Target-target ini mencakup:
masyarakat yang tertib, maju, damai dan berkeadilan sosial
populasi yang kompetitif dan inovatif
demokrasi yang adil
perkembangan sosial dan kesetaraan antara semua orang dan daerah
menjadi kekuatan ekonomi dan diplomatik yang berpengaruh di skala global
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah menyusun tiga rencana pembangunan yang saling terkait dan bergantung:
♦ Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
♦ Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
 (RPJMN)
♦ Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
 (MP3EI)

Rencana yang pertama, RPJPN, adalah rencana yang paling penting secara hirarkis dan mencakup periode 2005 hingga 2025. Untuk meningkatkan efisiensi dan perencanaan, rencana jangka panjang ini dibagi menjadi empat tahap, setiap tahap berlangsung selama lima tahun. Keempat tahap itu adalah empat rencana RPJMN yang berjangka menengah dan sejajar dengan masa jabatan pemerintah. Melalui rencana jangka menengah ini, pemerintahan yang berbeda diberi kebebasan untuk menentukan prioritas dalam proses pembangunan ekonomi asalkan masih sejalan dengan rencana jangka panjang atau RPJPN. Kini, RPJMN 2010-2014 (tahap kedua dari RPJPN) sedang dijalankan oleh pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Rencana MP3EI diluncurkan pada tahun 2011 dengan tujuan untuk menunjang percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia.
Seksi ini memberikan garis besar ketiga rencana pembangunan pemerintah tersebut yang mencakup peranan penting untuk sektor swasta melalui kemitraan publik-swasta dengan pemerintah Indonesia.

Sektor  Yang Menjadi Prioritas

Dalam berbagai kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan di Indonesia telah dicapai keberhasilan dalam berbagai sektor.  Petunjuk utama tentang hal itu adalah dari kemajuan tekhnologi, keberhasilan berbagai program dari berbagai sektor, peningkatan poduksi, dan peningkatan produktivitas rata-rata.  Namun untuk mengatakan bahwa pertumbuhan dan pembangunan secara luas telah mencapai tingkat yang sustainable tidaklah seluruhnya benar.
Pembangunan yang sustainable (berkelanjutan) adalah usaha untuk meningkatkan laju pertumbuhan hasil pembangunan agar dapat selalu bersesuaian dengan laju pertumbuhan tuntutan kebutuhan hidup manusia terhadap produksi berbagai sektor, pada saat ini dan masa – masa yang akan datang. Menurut Anwar dkk (1991) banyak aspek yang saling terkait yang harus dipertimbangkam, paling tidak ada empat aspek utama yaitu 1) produktivitas, 2) term of trade, 3) transformasi struktural dan 4) ketersediaan sumberdaya alam.
Produktivitas di masing-masing sektor pembangunan tidaklah sama, demikian pula dampak dari masing-masing sektor tersebut terhadap pembangunan dan juga konsekuensi yang ditimbulkan dari pilihan sektor tersebut terhadap sumberdaya alam dan lingkungan.
Ambilah contoh pilihan sektoral antara pertanian dan industri.  Produktivitas pertanian dalam teori ekonomi standard dikatakan selalu berada di bawah sektor industri, data yang ada juga mendukung teori tersebut (Tabel 2).   Implikasinya adalah bahwa dengan jumlah tenaga kerja yang sama untuk menghasilkan tingkat output tertentu, sektor pertanian membutuhkan biaya yang lebih besar daripada sektor industri.
Tabel 2.     Ramalan Produktivitas Relatif Sektor Pertanian dan Sektor Industri.
                                         Produktivitas Relatif
Tahun _________________________________________
Sektor Pertanian             Sektor Industri
1987                      0,44                                 1,94
1993                      0,42                                 2,07
1998                      0,41                                 1,93
2003                      0,44                                 1,61
2008                      0,48                                 1,29
2013                      0,54                                 1,02
2018                      0,64                                 0,87

Diolah berdasarkan Perekayasaan Transformasi Struktur Perekonomian Indonesia Untuk Meningkatkan Efisiensi Sektor Pertanian (1991).
Dengan demikian usaha memacu terus sektor pertanian bukanlah hal yang rasional karena pada tingkat tertentu akan menghadapi cost constrain, yaitu tingkat dimana biaya di sektor industri lebih murah untuk usaha menghasilkan unit output yang sama.  Pemaksaan ke sektor pertanian di tingkat ini hanyalah berarti pemborosan sumberdaya alam yang digunakan sebagai input faktornya.
Term of trade sektor pertanian menunjukkan kecenderungan terus menurun dari tahun ke tahun.  Penyebabnya adalah bahwa jumlah penduduk yang diperkirakan meningkat terus, mulai memperlihatkan tendensi menurun.  Sementara itu surplus produksi pertanian tidak bisa dihindarkan akibatnya adalah terjadi excess suplai dan lebih jauh lagi harga akan merosot tajam.  Dalam keadaan demikian permasalahan utama sektor pertanian bukanlah pada sisi suplai (meningkatkan produksi) melainkan pada sisi demand dan tataniaga produk .
Transformasi struktural merupakan gejala alamiah yang mengikuti usaha memacu pertumbuhan ekonomi.  Transformasi struktural dicapai melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja dan transfer tenaga kerja dari sektor yang produktivitasnya rendah ke tinggi.  Dengan demikian usaha memacu pertumbuhan sektor pertanian harus dibarengi juga dengan usaha-usaha untuk mengantisipasi hal tersebut.  Yaitu dengan melalui pemilihan sistem pendidikan dan sistem pembangunan  ekonomi yang tepat.  Sistem Pendidikan yang diperlukan adalah yang mampu menngkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja di sektor pertanian sehungga dalam transformasi dapat terserap oleh sektor industri yang relatif memerlukan kualifikasi pendidikan yang lebih baik.  Sistem pembangunan Ekonomi adalah yang mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih luas di sektor non primer dengan produktivitas yang lebih tinggi.  Yang terakhir, pertimbangan untuk memacu pertumbuhan sektor pertanian haruslah pula consern dengan masalah ketersediaan sumberdaya alam.  Intensifikasi dan ekstensifikasi di sektor pertanian yang dilaksanakan secara terus menerus pada gilirannya akan  menyebabkan sumberdaya alam yang tersedia makin sedikit dan beban lingkungan makin berat.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut dapatlah disimpulkan bahwa pertumbuhan sektor pertanian agar bersifat sustainable haruslah dinamis tidak statis.  Dari waktu ke waktu jenis dan intensitasnya dapat berubah sesuai dengan landasan pertimbangan yang menjadi backgroundnya.  Sehingga dengan demikian tingkat kelanjutan yang akan dicapainya juga bersifat dinamis dan tentatif.

Hasil-hasil Pembangunan Ekonomi di Periode Ini

Indonesia saat telah mengalami berbagai kemajuan dibidang pembangunan, bermula dari sebuah negara yang perekonomianya berbasis kegiatan perekonomian tradisional , saat ini Indonesia telah menjelma menjadi negara dengan proporsi industri manufaktur dan jasa yang lebih besar. Kemejuan ekonomi juga telah membawa peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang tercermin tidak saja dalam peningkatan pendapatan perkapita, namun juga dalam perbaikan dalam berbagai indikator sosial dan ekonomi lainya termasuk indeks pembangunan manusia (IPM), saat ini indonesia juga memainkan peran yang besar dalam permainan global, dimana pada saat ini Indonesia telah berada pada urutan ke-17 terbesar di dunia. Keterlibatan Indonesia sangat diharapkan dalam berbagai forum global dan regional seperti ASEAN, APEC, G-20 dan juga kerjasama bilateral. Keberhasilan Indonesia melewati krisis ekonomi global tahun 2008, mendapatkan apresiasi positif dari berbagai lembaga Internasional. Hal ini tercermin dengan perbaikan peringkat hutang Indonesia disaat peringkat negara-negara lain justru mengalami penurunan.
Tantangan yang menghadang di depan terhadap pembangunan ekonomi Indonesia tidaklah mudah untuk diselesaikan. Saat ini dinamika ekonomi domestik dan global mengharuskan Indonesia senantiasa siap terhadap perubahan. Keberadaan Indonesia di pusat baru ekonomi global, yaitu kawasan asia timur dan asia tenggara, mengharuskan Indonesia mempersiapkan diri lebih baik lagi mempercepat terwujudnya Negara maju dengan hasil pembangunan dan suatu kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat Indonesia. Indonesia sebagai Negara yang kaya akan potensi sumberdaya alam yang melimpah ruah, yang tersebar dari Sabang hingga merauke baik yang terbarukan (hasil bumi) maupun yang tidak terbarukan (hasil tambang). Kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia, serta tantangan pembangunan yang harus dihadapi di depan, saat ini Indonesia memerlukan suatu transformasi ekonomi berupa percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi menuju Negara maju, shingga dapat menumbuhkan daya saing dan menciptakan suatu kesejahteraan umum bagi rakyat Indonesia.


Referensi: