Nama : Vanni Devi Andiani
Npm :
29213091
Kelas : 2EB26
UNIVERSITAS GUNADARMA
Seiring
dengan berjalannya waktu, kebutuhan
masyarakat semakin mengalami peningkatan seperti sifat manusia yang tidak puas,
pertambahan penduduk yang semakin meningkat, kemajuan ilmu teknologi dan
informasi, perubahan taraf hidup yang semakin meningkat, dan juga
kebudayaan yang semakin maju. Oleh karena itu,
kebutuhan yang bervariasi dan beranekaragam ini harus membuat
perkembangan ekonomi kreatif yang positif serta berinovasi di dalam arus
pembangunan ekonomi modern.
Departemen
Perdagangan RI (2008) merumuskan ekonomi kreatif sebagai upaya pembangunan
ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang
berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Sedangkan definisi
ekonomi kreatif lebih jelas disampaikan oleh UNDP (2008) yang merumuskan, bahwa ekonomi kreatif merupakan bagian
integratif dari pengetahuan yang bersifat inovatif, pemanfaatan teknologi
secara kreatif, dan budaya.
Nilai
ekonomi dari suatu produk atau jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh
bahan baku atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi lebih kepada
pemanfaatan kreativitas dan penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi
yang semakin maju. Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global
dengan hanya mengandalkan harga atau kualitas produk saja, tetapi harus
bersaing berbasiskan inovasi, kreativitas dan imajinasi. Lingkup kegiatan dari ekonomi kreatif dapat mencakup banyak aspek. Akan
tetapi Departemen Perdagangan RI (2008) mengidentifikasi setidaknya ada 14
(empat belas) sektor yang termasuk dalam ekonomi kreatif, yaitu :
- Periklanan.
- Arsitektur.
- Pasar barang seni.
- Kerajinan (handicraft).
- Desain.
- Fashion.
- Film, video, dan fotografi.
- Permainan interaktif.
- Musik.
- Seni pertunjukan.
- Penerbitan dan percetakan.
- Layanan komputer dan piranti lunak.
- Radio dan televisi.
- Riset dan pengembangan.
Melihat kontribusi yang positif dalam
perekonomian, maka pada tahun 2006 Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu
membentuk program Indonesia Design Power yaitu suatu program
pemerintah yang tujuannya menempatkan produk Indonesia berstandar internasional
dan memiliki karakteristik nasional yang dapat bersaing dan diterima
pasar dunia. Industri kreatif di Indonesia bahkan mampu bertahan di
tengah ancaman krisis global. Indonesia memiliki banyak potensi ekonomi kreatif
seperti Indonesia memiliki banyak desainer berkelas internasional, seniman, arsitek,
artis panggung, musisi, sampai kepada produser/sutradara yang sudah mendunia.
Di sisi lain, produk-produk khas Indonesia seperti batik, songket Palembang,
patung Bali, keunikan Papua, berbagai kreasi Jawa Barat, sampai kepada mebel
sudah dikenal oleh beberapa negara. Melihat begitu besarnya dampak Industri kreatif
terhadap perekonomian, maka pengembangan ekonomi kreatif yang postif bisa juga berasal dari
sektor pariwisata yang jika dikelola dengan baik, akan berpengaruh positif dan
dapat saling bersinergi. Konsep kegiatan wisata dapat didefinisikan dengan tiga
faktor, yaitu harus ada something to see,
something to do, dan something to
buy.
Something to see terkait dengan atraksi di
daerah tujuan wisata, something to do terkait dengan aktivitas
wisatawan di daerah tujuan wisata, sementara something to buy terkait dengan souvenir khas yang dibeli di daerah
tujuan wisata sebagai memorabilia pribadi wisatawan. Dalam tiga komponen
tersebut, ekonomi kreatif dapat masuk melalui something to buy dengan menciptakan produk-produk inovatif khas
daerah.
Pada era tradisional, souvenir yang berupa
memorabilia hanya terbatas pada foto polaroid yang menampilkan foto sang
wisatawan di suatu obyek wisata tertentu. Seiring dengan kemajuan tekonologi
dan perubahan paradigma wisata dari sekedar “melihat” menjadi “merasakan
pengalaman baru”, maka produk-produk kreatif melalui sektor wisata mempunyai
potensi yang lebih besar untuk dikembangkan. Ekonomi kreatif tidak hanya masuk
melalui something to buy tetapi juga
mulai merambah something to do dan something to see melalui paket-paket
wisata yang menawarkan pengalaman langsung dan interaksi dengan kebudayaan
lokal.
Dalam pengembangan ekonomi kreatif melalui sektor
wisata, kreativitas akan merangsang daerah tujuan wisata untuk menciptakan
produk-produk inovatif yang akan memberi nilai tambah dan daya saing yang lebih
tinggi dibanding dengan daerah tujuan wisata lainnya. Dari sisi wisatawan,
mereka akan merasa lebih tertarik untuk berkunjung ke daerah wisata yang
memiliki produk khas untuk kemudian dibawa pulang sebagai souvenir. Di sisi
lain, produk-produk kreatif tersebut secara tidak langsung akan melibatkan
individual dan pengusaha enterprise bersentuhan dengan sektor budaya.
Persentuhan tersebut akan membawa dampak positif pada upaya pelestarian budaya
dan sekaligus peningkatan ekonomi serta estetika lokasi wisata.
Strategi pengembangan ekonomi kreatif sebagai
penggerak sektor pariwisata dirumuskan sebagai berikut :
- Meningkatkan peran seni dan budaya pariwisata.
- Memperkuat keberadaan kluster-kluster industri
kreatif.
- Mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif.
- Melakukan pemetaan aset yang dapat mendukung
munculnya ekonomi kreatif.
- Mengembangkan pendekatan regional, yaitu
membangun jaringan antar kluster-kluster industri kreatif.
- Mengidentifikasi kepemimpinan (leadership)
untuk menjaga keberlangsungan dari ekonomi kreatif, termasuk dengan
melibatkan unsur birokrasi sebagai bagian dari leadership dan facilitator.
- Membangun dan memperluas jaringan di seluruh
sektor.
- Mengembangkan dan mengimplementasikan strategi,
termasuk mensosialisasikan kebijakan terkait dengan pengembangan ekonomi
kreatif dan pengembangan wisata kepada pengrajin. Pengrajin harus
mengetahui apakah ada insentif bagi pengembangan ekonomi kreatif, ataupun
pajak ekspor jika diperlukan.
Pada konteks pengembangan ekonomi kreatif di
kota-kota Indonesia, industri kreatif lebih berpotensi untuk berkembang pada
kota-kota besar atau kota-kota yang telah “dikenal”. Hal ini terkait dengan
ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan juga tersedianya
jaringan pemasaran yang lebih baik dibanding kota-kota sedang dan kecil.
Namun demikian, hal itu tidak menutup kemungkinan
kota-kota sedang dan kecil di Indonesia untuk mengembangkan ekonomi kreatif.
Bagi kota-kota sedang dan kecil, strategi pengembangan ekonomi kreatif dapat
dilakukan dengan memanfaatkan landmark kota atau kegiatan sosial, seperti
festival sebagai venue untuk mengenalkan produk khas daerah.
Jadi,
manfaat dari pengembangan ekonomi kreatif yang berdampak pada positif diantaranya
yaitu mampu meningkatkan kemampuan teknologi tepat guna dan merupakan produk
berbasis pro-green economy namun tetap bisa melestarikan warisan budaya dan
kreativitas bangsa Indonesia yang khas dan unik. Oleh sebab itu, Kita harus
bisa memanfaatkan kesempatan untuk mengoptimalkan ekonomi kreatif, salah
satu terobosan yang perlu dilakukan adalah perlunya pemanfaatan ekonomi kreatif
untuk memberi nilai tambah pariwisata Indonesia. Sehingga berdampak positif
meningkatkan pendapatan masyarakat, serta memperbaiki koordinasi antarlembaga
pemerintah di sektor tersebut.
Daftar Pustaka:
http://www.academia.edu/7852799/PERKEMBANGAN_EKONOMI_KREATIF_DALAM_ARUS_PEMBANGUNAN_EKONOMI_MODERN
https://kompitamanado.wordpress.com/2014/06/07/membangun-ekonomi-kreatif-dalam-menopang-pariwisata-manado/
http://www.socialmediaclubmoscow.org/mengapa-industri-kreatif-perlu-dikembangkan.html